qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
|
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Permasalahan
Penduduk dan Dampaknya terhadap
Pembangunan
Untuk SMP/MTS Kelas VIII
|
MODUL
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Permasalahan Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan
Dosen Pembimbing : Andri
Eko Prabowo,. S.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Tri Susanti
NIM : 126-811-504
Lokal : 2D
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan Ekonomi Akuntansi
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2013
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT,berkat rahmat dan karunia-NYA,Pemerintah,Departemen Pendidikan
Nasional,pada tahun 2008,telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari
penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs
internet(website)Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks
pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008.
Buku-buku teks pelajaran telah dialihkan
hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional tersebut,dapat diunduh(down
load),dialihmediakan,atau difotokopi oleh masyarakat.
Kami berharap,semua pihak dapat mendukung
kebijakan ini.Selanjutnya,kepada para peserta didik kami ucapkan selamat
belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya.Oleh karena itu,saran dan kritik kami
harapkan.
Jakarta,
Maret 2008
Penulis
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah :
SMP N3 Teluk Kuantan
Kelas : VIII (delapan)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester :
1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. memahami permasalahan sosial berkaitan dengan
pertumbuhan jumlah penduduk.
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber
Belajar
|
|||||
Teknik
|
Bentuk Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|||||||||
1.4Mendesripsikanpermasalahankependudukan
dan dampaknyaterhadap pembangunan.
|
Ü Permasalahan
Penduduk Indonesia(kuantitas dan kualitas)
Ü Dampak
dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan
|
Ü Diskusi tentang
permasalahan penduduk (kuantitas dan kualitas).
Ü Mencari berita/artikel tentang dampak permasalahan penduduk terhadap
pembangunan.
|
ÜMenjelaskan permasalahan kuantitas penduduk (kuantitas dan kualitas)
ÜMengidentifikasi dampak permasalahan penduduk terhadap pembangunan.
|
Tes tulis
Tes
tulis
|
Tes Uraian
Tes
Uraian
|
Ü Sebutkan
tiga permasalahan utama bidang kependudukan di Indonesia.
Ü Jelaskan
pengaruh kepadatan penduduk yang tidak
merata bagi pembangunan di daerah yang jarang penduduknya.
|
4 JP
|
Ü Indonesia.
Gambar-gambar
yang relevan
Ü LKS
Ü Buku Geografi yang relevan.
|
|||
v Karaktersiswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect)
Tekun ( diligence )
Tanggungjawab ( responsibility)
|
|||||||||||
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP N3 Teluk Kuantan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIII / 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. memahami permasalahan
sosial berkaitan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk
Kompetensi Dasar : 1.4. Mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 x pertemuan)
A.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1.
Menjelaskan permasalahan
penduduk Indonesia ( kualitas dan kuantitas).
2.
Mengidentifikasi dampak
permasalahan penduduk terhadap pembangunan
o Karakter siswa yang diharapkan :
-
Disiplin ( Discipline )
-
Rasa hormat dan perhatian
( respect )
-
Tekun ( diligence )
-
Tanggung jawab (
responsibility )
-
Ketelitian ( carefulness)
B.
Materi Ajar
o Permasalahan penduduk Indonesia (kuantitas dan kualitas).
o Dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan.
C.
Metode Pengajaran*:
a)
Ceramah bervariasi
b)
Tanya jawab
c)
Diskusi
d)
Simulasi
e)
Inquiri
f)
Observasi / Pengamatan
D.
Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan
1-2
Materi :
Permasalahan penduduk Indonesia kuantitas dan kualitas).Dampak dari
permasalahan penduduk terhadap pembangunan.
a. Pendahuluan :
1)
Memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan & kerapian kelas.
2)
Motivasi, dengan
mengajukan pertanyaan misalnya;
- Sebutkan jenis fauna yang hidup di Sumatra!
- Bagaimana cara pembangunan yang mensejahterakan rakyat !
- Bagaimana jika pembangunan menimbulkan masalah bagi penduduk !
3) Apersepsi ;
- sebutkan contoh fauna di Kalimantan!, cara pembangunan dan
dampaknya.
b. Kegiatan Inti.
1)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Informasi persebaran flora dan
fauna di Indonesia
- Melihat dampak pembangunan daerah tempat tingggal siswa.
- Guru menanyakan faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran
flora dan fauna, dan dampak pembangunan.
- melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
- menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
- memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
- melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
- memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
2)
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
- membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
- memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
- Siswa membuat rangkuman tentang hasil tanya jawab dari
penjelasan guru.
- memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
- memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
- memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
- memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
- memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
- memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
- memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
peserta didik.
3)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
-
memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik,
-
memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
-
memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan,
-
memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar:
Ø
berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø
membantu menyelesaikan
masalah;
Ø
memberi acuan agar peserta
didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø
memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh;
Ø
memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
-
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
-
Guru bersama siswa
bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c. Kegiatan Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
-
Bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
-
melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram;
-
memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran;
-
merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
-
Refleksi, siswa
menyebutkan jenis flora dan fauna di Indonesia.
-
Tugas membuat contoh
pembangunan di daerahnya dan dampak bagi masyarakat.
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
Ü
Menjelaskan
permasalahan kuantitas penduduk (kuantitas dan kualitas).
|
Tes
tulis
|
Tes
Uraian
|
Ü
Sebutkan
tiga permasalahan utama bidang kependudukan di Indonesia.
|
Ü
Mengidentifikasi
dampak permasalahan penduduk terhadap
|
Tes
tulis
|
Tes
Uraian
|
Ü
Jelaskan
pengaruh kepadatan penduduk yang tidak
merata bagi pembangunan di daerah yang jarang penduduknya
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
Pembangunan
|
1. Lembar Pengamatan Diskusi
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Yang diamati
|
Jumlah
Nilai
|
|||
Inisiatif
|
Keaktifan
|
Kerjasama
|
Presentasi
|
|||
*)
Nilai maksimal tiap aspek 25 ( 25 x 4 = 100 )
2. Lembar Penilaian Tugas :
No
|
NamaSiswa
|
Aspek Yang dinilai
|
Jumlah
|
|||
ketepatan
waktu
|
Kerapihan
Pekerjaan
|
Kerapihan
Pekerjaan
|
Esensi
jawaban
|
Nilai
|
||
*) Norma Penilaian :
*)
Norma Penilaian
-
Aspek Ketepatan Waktu skor
maksimal : 15
-
Aspek Kerapihan pekerjaan : 10
-
Aspek Esensi Jawaban skor
maksimal : 75+
Jumlah =100
Mengetahui, .................,
........20.....
Kepala Sekolah ................. Guru Mapel IPS,
( …………………………………. ) (
……………………………….) NIP/NIK : ........................ NIP/NIK
:...................
Permasalahan Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan
A. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia
Mari kita perhatikan perkembangan jumlah penduduk Indonesia
pada Tabel berikut.
Tabel 2.1
Perkembangan Penduduk Indonesia
1961 – 2000 – 2007.
Menurut sensus penduduk yang telah dilaksanakan, jumlah
penduduk Indonesia adalah 97,09 juta jiwa (1961), 119,21 juta jiwa (1971),
147,49 juta jiwa (1980), 179,29 juta jiwa (1990), dan 204,3 juta jiwa (1997).
Dari jumlah tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan. Kita lihat berikutnya yaitu pertumbuhan penduduk,
periode tahun 1961-1971 adalah 2,10%, 1971-1980 adalah 2,32%, 1980-1990 adalah
1,98% per tahun, dan 1990-2000 adalah 1,7%.Bagaimana jumlah penduduk tersebut
bila kita bandingkan dengan negara-negara lainnya?
Indonesia
di antara negara-negara di ASEAN, menempati posisi ke berapa? Negara manakah
yang paling sedikit penduduknya?
Jumlah Penduduk di Wilayah Asean
Tahun 2003
Selanjutnya
mari kita perhatikan Tabel 2. 4 tentang pertumbuhan penduduk. Meskipun angka
pertumbuhan penduduk Indonesia menduduki urutan ke tujuh setelah Myanmar, namun
karena jumlah penduduk yang besar maka pertumbuhan 1,7% masih tergolong tinggi.
Coba diskusikan dengan teman-temanmu mengapa demikian?
Tabel 2.4
B. Unsur-Unsur Dinamika Penduduk
Mengapa
jumlah penduduk Indonesia selalu berubah dari waktu ke waktu? Hal ini
disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk, disebut dinamika penduduk. Jika jumlah kelahiran bayi lebih besar
daripada jumlah kematian, maka jumlah penduduk akan bertambah. Bagimana
sebaliknya, jika jumlah kelahiran bayi lebih sedikit daripada jumlah kematian?
Perpindahan penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk suatu wilayah disebabkan
oleh penduduk yang masuk atau keluar. Jika penduduk yang masuk lebih banyak
daripada penduduk yang keluar, maka penduduk wilayah tersebut akan bertambah
jumlahnya. Bagaimana sebaliknya jika penduduk yang keluar lebih banyak daripada
penduduk yang masuk?
1.
Tingkat Kelahiran
Tingkat
kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat
kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat
dihitung dengan dua cara, yaitu:
• Angka
Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang menunjukkan
jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode.
Contoh:
Penduduk Indonesia pertengahan
tahun 1980 = 147.000.000 jiwa, kelahiran 4.998.000 jiwa.
CBR= -
x 1000 = 34,
artinya setiap 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 34 bayi
lahir hidup.
Berdasarkan kriteria, angka
tersebut masih tergolong rendah, sebab untuk menentukan tinggi rendahnya
tingkat kelahiran digunakan
penggolongan sebagai berikut:
a. Angka kelahiran lebih dari 40
tergolong tinggi
b. Angka kelahiran 30 – 40 tergolong
sedang
c. Angka kelahiran kurang dari 30
tergolong rendah
• Angka
Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan
jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau
melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
General Fertility Rate (GFR)
Angka Kelahiran Umum.
Rumus. GFR=
.k atau GFR=
15-49
= Penduduk Wanita Berumur 15-49 atau
15-44
K =
Bilangan Konstan = 1000
Contoh:
Penduduk Makasar pertengahan tahu
1970 sebesar 4.546.942 orang. Kelahiran pada tahun 1970 = 182.880 orang bayi.
Penduduk wanita berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun 1.165.680 orang
GFR=
x
1000 = 156,9 per seribu penduduk.
2.Tingkat
Kematian
Tingkat
kematian(mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada periode
tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat diketahui
melalui tiga cara:
·
Tingkat Kematian
Kasar(Crude Death Rate/CDR) adalah angka yang menunjukan rata-rata kematian
perseribu penduduk dalam satu tahun.
Rumus :
CDR=
D/Px k
D : Jumlah kematian pada tahun x
P : Jumlah penduduk pada tahun x
K : 1000
Contoh:
Kabupaten Luwuk tahun1990
penduduknya 600.000,, kematian pada tahun itu 15000 orang.
CDR = 15000/600000x1000 = 25 per
seribu
·
Tingkat Kematian Menurut
Umur(Age Specific Death Rate/ASDR) adalah angka yang menunjukan banyaknya
kematian pada kelompok umur tertentu per seribu penduduk dalam kelompok yang
sama.
Rumus :
ASDR = Di/Pi x k
Di : jumlah kematian penduduk berumur
Pi :jumlah penduduk berumur pada
pertengahan tahun
K :1000
Contoh
:
Penduduk Bima yang meninggal pada
usia 60-64 tahun 2000 jumlahnya 1000 jumlah penduduk kelompok usia 60-64
=100.000
ASDR = 1000/100.000 x 1000 = 10
·
Tingkat Kematian
Bayi(Infan Mortality Rate/IMR) adalah angka yang menunjukan banyaknya bayi yang
meninggal dari setiap 1000 bayi yang lahir hidup.
Rumus :
IMR =
Do/B x k
Do : Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu
B : Jumlah kelahiran
K : Konstan 1000
Contoh
:
Di Maluku tahun 2000 terdapat
kematian bayi sebesar 225 jiwa, jumlah kelahiran bayi pada tahun 2000 ada 3.594
jiwa. Berapa tingkat kematian bayi di daerah tersebut?
IMR = 225/3594 x 1000 = 62,6 dibulatkan menjadi 63 jiwa.
Artinya, setiap 1000 bayi yang
lahir hidup terdapat kematian bayi sebanyak 63 jiwa.
3.Kepadatan
Penduduk Indonesia
Kepadatan
penduduk berhubungan dengan persebarannya pada wilayah-wilayah tertentu. Hal
tersebut karena kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dibandingkan luas
wilayah pada suatu tempat, yaitu jumlah penduduk tiap 1 km2 atau 1 mil.
Dengan demikian, ada daerah yang
berpenduduk padat dan ada yang jarang.
Sumber: Population Data Sheet 2003
Sekarang
bandingkanlah dengan kepadatan di antara negara-negara ASEAN. Perhatikan Tabel
2.6 pada peringkat berapa kedudukan Indonesia di antara negara-negara ASEAN?
Negara mana yang paling padat dan paling jarang penduduknya?
Tabel 2.6
Ternyata, jika
dibandingkan dengan luas wilayah yang ada, Indonesia tidak termasuk negara yang
padat penduduknya, kepadatannya mencapai 290 orang per-mil2 atau 181 orang
per-km2 (1 mil = 1,6 km). Bandingkanlah dengan negara lain di ASEAN, Indonesia
berada pada urutan ke lima setelah Singapora, Filipina, Vietnam dan Thailand.
4.Komposisi Penduduk Indonesia
Penduduk
pada umumnya dapat dikelompokkan baik menurut umur, jenis kelamin, mata
pencaharian maupun agama. Pengelompokkan demikian dinamakan komposisi penduduk.
Berdasarkan
komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, keadaan penduduk suatu
wilayah dapat dibedakan berdasarkan tiga kelompok berikut:
1)
Kelompok ekspansif;
menujukkan sebagian besar penduduknya berada pada kelompok umur paling muda.
Hal ini disebabkan masih tingginya tingkat kelahiran suatu wilayah.
Negara-negara seperti Indonesia, India, dan Kenya memliki bentuk piramida
ekspansif. Di negara-negara tersebut kelompok usia muda lebih banyak
dibandingkan dengan kelompok usia tua.
2)
Kelompok kontraktif;
menunjukkan jumlah penduduk pada kelompok usia paling muda mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan tingkat kelahiran dapat dikurangi sedemikian rupa, sehingga
kelompok usia muda semakin berkurang. Negara yang memiliki bentuk piramida
demikian antara lain adalah Amerika Serikat.
3)
Kelompok stasioner;
perbandingan umur hampir tidak ada. Jumlah kelompok umur muda, dewasa dan tua
sama banyaknya. Hal ini disebabkan tingkat kelahiran pada negara yang
bersangkutan rendah. Negara-negara di Eropa seperti Perancis, Jerman,dan Swedia
memiliki bentuk piramida penduduk seperti ini.
5. Rasio Jenis Kelamin
(Sex Ratio) dan Angka Beban
Ketergantungan.
Rasio
Jenis Kelamin merupakan perbandingan antara banyaknyanya penduduk laki-laki
dengan perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya dinyatakan
dalam banyaknya penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan.
Angka
beban ketergantungan merupakan perbandingan antara penduduk usia produktif
dengan penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk
pada kelompok usia di mana ia dapat berpenghasilan untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, yaitu antara usia 15-64 tahun. Penduduk kelompok usia non-produktif
adalah kelompok usia di mana ia tidak dapat berpenghasilan guna mencukupi kebutuhan
hidupnya, yaitu kelompok usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Kehidupan
mereka akan ditanggung oleh mereka yang berada pada kelompok usia produktif.
Jika
tertulis angka beban ketergantungan suatu wilayah adalah 87, artinya setiap 100
orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 87 orang penduduk usia
non-produktif.
6.
Angka Harapan Hidup
Angka
harapan hidup (life expectancy) pada suatu wilayah adalah perkiraan sampai
berapa lama penduduk wilayah tersebut dapat bertahan hidup. Angka harapan hidup
yang digunakan biasanya adalah harapan hidup waktu lahir (life expectancy at
birth) dan dinyatakan dengan tahun.
Angka
harapan hidup penduduk Indonesia secara keseluruhan, sejak tahun 1967 telah
mengalami peningkatan. Pada tahun 1967 angka harapan hidup penduduk Indonesia
adalah 45,73 tahun dan pada tahun 1992 adalah 62,34 tahun. Jadi, selama periode
tersebut telah terjadi kenaikan sebesar 16,61 tahun. Pada tahun 1997 angka
harapan hidup diperkirakan meningkat lagi menjadi 64,25 tahun.
Tabel 2.7
Warta Demografi, Th-25, No.2, 1995
Population Data Sheet 1997 dan 2003
Meskipun
angka harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
berarti, namun jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN, Indonesia
memiliki angka harapan hidup relatif kecil, yaitu menduduki urutan ke tujuh.
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Angka Harapan Hidup menurut Provinsi Berdasarkan Sensus
Penduduk Tahun
c. Dampak Kependudukan Terhadap Pembangunan
Kondisi
kependudukan Indonesia dewasa ini belum banyak menguntungkan bagi pelaksanaan
pembangunan nasional. Tetapi justru menimbulkan fenomena kependudukan dalam
bebagai kehidupan yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan
pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam).
Kebijakan
dalam bidang pembangunan dewasa ini pada hakikatnya masih ditujukan kepada
peningkatan kualitas hidup melalui sistem di luar kependudukan yang ditujukan
untuk mempengaruhi sistem kependudukan.
Tujuan
pembagunan adalah meningkatkan kesejahteraan manusia dengan memanfaatkan
sumberdaya alam lingkungannya. Pembangunan berkelanjutan tidak mengacu kepada
kebutuhan sekarang saja. Namun terus dilaksanakan untu kmasa mendatang namun
harus memperhatikan kelestarian sumberdaya alam yang ada, demi kepentingan
generasi yang akan datang.
Dampak permasalahan kependudukan
dapat diidentifikasi sebagi berikut;
a.
Di daerah perkotaan
terjadi penyempitan lahan akibat pembangunan industri dan perumahan.
b.
Terjadi kemerosotan
lingkungan di beberapa wilayah akibat terjadinya pencemaran lingkungan dengan
adanya pembangunan industri.
c.
Berubahnya fungsi lahan
dari pertanian mejadi industri/perumahan. Hal ini meyebabkan pemilikan lahan semakin
sempit, akibat adanya polarisasi pemilikan lahan pertanian dan pertambahan
penduduk di perdesaan yang menyebabkan terjadinya pengangguran tidak kentara.
d.
Industrialisasi
diperkotaan memacu adanya arus urbanisasi yang berpengaruh terhadap penghasilan
di desa karena di desa kekurangan tenaga kerja.
e.
Krisis ekonomi dewasa ini
memberikan dampak negatif terhadap kualitas penduduk. Jumlah penduduk miskin
dewasa ini (Jawa Post, Desember 2007) mencapai 39 juta, dan pengangguran
berjumlah 36 juta jiwa.
f.
Terjadinya perubahan
struktur ekonomi di masyarakat dari kegiatan pertanian primer ke industri
sekunder dan sektor jasa.
g.
Ketimpangan persebaran
penduduk, pada daerah-daerah yang sulit dijangkau menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan dan kesehatan.
h.
Persebaran penduduk yang
tidak merata ini menyebabkan pada daerah yang jarang penduduknya, kekayaan
sumber daya alam yang terkandung di dalamnya menjadi kurang termanfaatkan
karena kekurangan sumber daya manusia untuk mengelolanya.
i.
Sebaliknya, pada daerah
yang padat penduduknya, terjadi kelebihan sumberdaya manusia sehingga terjadi
pengangguran, pemukiman kumuh, dan kemiskinan. Hal ini disebabkan, sumber daya
alam di daerahnya sudah tidak dapat mendukung kehidupan penduduknya yang sudah
melebihi kapasitas daya dukungnya.
D. Upaya Pengendalian Akibat Dampak Kependudukan
1)
Melaksanakan Program Keluarga Berencana
Dilakukan
dengan cara memperkecil jumlah kelahiran melalui program keluarga berencana,
menunda perkawinan usia muda, dan meningkatkan pendidikan. Jika keberhasilan
yang telah dicapai Indonesia dipertahankan terus, pertumbuhan penduduk pada
tahun 2025 nanti diharapkan dapat menjadi 0,56%.
2)
Melaksanakan Program Transmigrasi
Upaya
ini dilakukan melalui transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang
jarang penduduknya. Upaya persebaran penduduk dengan cara transmigrasi telah
dilakukan sejak pemerintahan kolonial, dinamakan kolonisasi. Pelaksanaan
pemindahan pertama kali dilaksanakan pada tahun 1905, yaitu dari pulau jawa
dengan tujuan Lampung. Sampai tahun 1921 jumlah penduduk yang berhasil
dipindahkan mencapai 19.572 jiwa. Pada tahun 1927 penduduk yang berhasil
dipindahkan dari Pulau Jawa sebanyak 24.000 jiwa dan pada tahuan 1941 berhasil
memindahkan sebanyak 45.000 jiwa.
Menyadari
pentingnya upaya pemerataan dalam proses pembangunan, pemindahan penduduk
dilakukan pula oleh pemerintah Indonesia, disebut transmigrasi. Transmigrasi
merupakan pemindahan penduduk dari satu daerah yang padat penduduknya ke
daerahyang masih jarang penduduknya. Transmigrasi pertama kali dilaksanakan
oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1951. Keberhasilan program ini dapat
dilihat dari perkembangan jumlah penduduk yang berhasil dipindahkan. Pada
Pelita I tercatat 45.169 kepala keluarga (KK) dan pada Pelita II sebanyak
250.000 KK.3) Pencegahan Arus Urbanisasi.
Pencegahan
arus urbanisasi dari desa ke kota, dilakukan upaya pemerataan pembangunan
hingga pelosok, perbaikan sarana prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi
pedesaan. Dengan demikian penduduk desa tidak berbondong-bondong pindah ke
kota, karena desanya sudah menyediakan fasilitas untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduknya.
4)
Meningkatkan Kualitas Kependudukan
Peningkatan kualitas penduduk
dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut;
1)
Untuk mengatasi
permasalahan di bidang kesehatan, dilakukan penyusunan pedoman gizi, yang dapat
dicapai oleh penduduk. Selain itu, dibangun pula fasilitas kesehatan berapa
rumah sakit dan puskesmas, serta jumlah dokter dan perawat yang ditambah dan
disebarkan ke seluruh pelosok tanah air.
2)
Untuk mengurangi murid
putus sekolah, diadakan kelompok belajar paket dan sekolah terbuka supaya
sekolah tersebut tidak mengganggu kegiatan lainnya. Selain itu, dilakukan pula
program wajib belajar sembilan tahun, program orang tua asuh, serta pemberian
beasiswa bagi murid yang kurang mampu.
3)
Untuk mengatasi
kesenjangan sosial, diupayakan melalui program pengentasan kemiskinan atau
peningkatan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Uji Kompetensi
A.
Pilihlah jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (x) pada huruf
didepannya!
1.
Jumlah penduduk Indonesia terus bertambah setiap tahunnya.Rumus untukmenghitung
pertumbuhan penduduk alami adalah;
a. Pi =
P + ( L – M)
b. Po =
Pi + ( L – M)
c. P =
Po + (L – M)
d. Pt =
Po + (L – M )
2. Tingkat
kelahiran adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi
pada sustu periode tertentu. CBR suatu daerah tertulis sebesar 35, artinya,
bahwa;
a.
Setiap 100.000 orang
penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
b.
Setiap 10.000 orang
penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
c.
Setiap 100 orang penduduk
dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
d.
Setiap 1000 orang penduduk
dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
3. Jumlah
penduduk Indonesia selalu berubah-ubah dalam waktu ke waktu, sebab?
a.
Adanya peristiwa
kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk disebut dinamika penduduk
b.
Adanya peristiwa migrasi
dan urbanisasi
c.
Adanya peristiwa migrasi
dan kelahiran
d.
Adanya peristiwa kelahiran
dan kematian penduduk
4. Berdasarkan
komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, keadaan penduduk suatu
wilayah dapat dibedakan berdasarkan tiga kelompok yaitu:
a.
Kelompok Ekspansif,
kelompok Kontraktif, dan kelompok Stasioner
b.
Angka harapan hidup, Rasio
jenis kelamin, dan Komposisi penduduk
c.
Tingkat kematian, tingkat
kelahiran dan perpindahan penduduk
d.
Kelahiran penduduk, angka
harapan hidup, dan rasio jenis kelamin
5. Tingkat
kematian dapat diketahui melalui tiga cara, salah satunya adalah?
a.
Tingkat kematian Muda
b.
Tingkat kematian Tua
c.
Tingkat kematian kasar
d.
Tingkat kematian Remaja
B.
Jawablah dengan singkat!
1.
Penduduk Sidoarjo pada
tahun 2000 berjumlah 3.250.000 orang. Kelahiran bayi pada tahun itu = 130.255
orang bayi. Penduduk wanita berumur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun 2000 =
925.255 orang. Berapa GFRnya = ....................
2.
Berdasarkan komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin penduduk suatu negara dapat
dikelompokkan atas ;
a.......................................
b. ........................................ c.
......................................
Jelaskan
mengapa angka harapan hidup tiap-tiap provinsi berbeda-beda?
3.
Jelaskan mengenai
kepadatan penduduk!
4.
Apakah pengertian dari
Transmigrasi?
5.
Jelaskan pengertian Rasio
Jenis Kelamin!
Kunci Jawaban
A. Jawaban Soal Objektif
1) D
2) D
3) A
4) A
5) C
B.
Jawaban Soal Esay
1) Rumus : B /
. 15-49 thn . k =
GFR= 130.255/925.255 x
1.000 = 140,8 per seribu penduduk.
2) Kelompok Ekspansif, kelompok kontraktif,
dan kelompok stasioner.
3) kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk
dibandingkan luas wilayah pada suatu tempat, yaitu jumlah penduduk tiap satu
km2 atau tiap satu mil.
4) Transmigrasi merupakan pemindahan
penduduk dari satu daerah yang padat penduduknya ke daerah yang masih jarang
penduduknya.
5)
Rasio
Jenis Kelamin merupakan perbandingan antara banyaknyanya penduduk laki-laki
dengan perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu.
Daftar Pustaka
Sudarmi, Sri dan Waluyo. 2008.
Galeri Pengetahuan Terpadu. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar